Postingan

a letter to Jay.

  disclaimer: a short au. " Jay, apa kabar? Udah berapa lama ya aku ga nyapa kamu kaya gini? Terakhir waktu kita naik kereta bareng, ceritanya traveling. Aku masih ingat banget topi yang kamu pake hari itu, warna hitam dengan logo brand kesukaanmu di tengahnya. Kamu juga pake kaos oasis yang kata kamu waktu itu paling nyaman untuk naik kereta siang hari. Sebenarnya aku masih gak paham maksud kamu, tapi kamu ngejelasinnya serius banget jadi aku manggut-manggut aja karena kamu lucu. Ga ada korelasinya tapi yaudahlah ya? Aku ingin ketemu kamu, Jay. Ingin main gunting batu kertas dengan kamu lagi kaya waktu itu. Aku cuma menang sekali, jadi aku hanya bisa menyentil kepalamu satu kali. Kesal sedikit, tapi karena kamu lucu jadi gapapa deh. Ingat ga, Jay, habis itu kita makan es krim? Kamu pesan rasa pisang dan aku cokelat mint. Saat aku tanya kenapa kamu selalu pesan dessert apapun dengan rasa pisang, jawabanmu karena pisang lambangnya bahagia. Jujur sekali lagi aku ga paham, tapi kamu ...

i wish

i'm a coward. loser. party pooper. and everything bad you could mention. i won't say i'm depressed but that's how it is. it's everywhere i blink and everywhere i breath. it's in my bed, they won't let me up sometimes. it's in the way i reject every offer i got. it's in the way i said that i'm scared to speak up my opinion. it's in the way i compliment my friends. it's in the way i barely posted anything on my instagram. it's in the way i don't clean my room. it's in the way i cut off communication with my highschool friends. it's in the way i laugh the loudest at class. it's everywhere. my friends would say that i'm such a sleepy head and a lazy ass after. "hey let's go out, it's not good staying in your room every single day! we'll look more like pigs." and of course i replied with a no. but they forced me to say yes. in d-day, i would disappear in my room, no lights on, no foods for the whol...

엑스원

Hari ini Rabu, dan aku lelah sekali. Rasanya semua hal buruk khusus ditumpahkan hari ini kepadaku. Bahkan awal hari pun aku lewati dengan satu garis lengkungan ke bawah di wajahku. Semuanya yang telah aku pertahankan terlihat seperti kesia-siaan semata. Titik air di pipiku juga terasa lebih dingin dari hari kemarin. Menyerah, mulai menghantui di ujung kerongkonganku. Mereka berkata, bahwa yang telah terbelah, sukar untuk disatukan. Pastinya akan ada barang satu dua ataupun tiga serpihan yang hilang entah ke atmosfer, atau malah litosfer? Mereka berkata, bahwa kita yang berlawanan arah, sukar untuk kembali. Tujuan kita sama, hati kita sama, namun jalan kita yang berbeda. Kita dipisahkan dosa mereka. Aku ingin berhenti. Tetapi aku percaya kecewa. Tetapi aku percaya mimpi buruk. Tetapi aku percaya kamu. Semoga esok senantiasa membawamu kepadaku yang sial ini. Aku tunggu disini, ya? Tepat di samping ragamu yang babak belur dihakimi kata. Sampai bertemu secepatnya, kesebelas...

🔕

Bagian terburuk dari cerita kita tentunya bukan saat kamu memutuskan untuk memilih dia. Ia adalah saat aku sadar bahwa rasamu hanyalah kepura-puraan semata. Kau tahu? Aku pernah mencintai sedalam palung. Aku pernah peduli hingga rasaku mati. Aku pernah percaya meski tahu dibohongi. Aku pernah patah tapi segera ku perbaiki agar lurus kembali. Aku pernah sebodoh itu untuk kamu yang bersandiwara. Saat kamu membaca hingga bagian ini, jangan yakin dulu bahwa luka yang kamu berikan hanya itu saja. Ada lagi yang lebih buruk. Kepura-puraan itu membuatmu secepat kilat menggantikanku. Dan aku disini. Terkatung. Diterjang ombak yang mereka sebut kenangan. Aku belum mampu membuangnya ke lautan. Aku takut nantinya ia akan menguap menjadi awan, dan jatuh sebagai hujan di pelupuk mataku. Aku belum mampu mengikhlaskan.

Nada

aku dua puluh. akalku lampu, akarku lagu. meski aku hilang tenggelam, kau masih dapat temui aku di antara balok hitam-putih di dekat jantungmu. kumpulan kertas bergaris, mereka tanda mengapa aku kau temukan tanpa detak dan gertak. sudahlah cukup lilin itu sebagai penerang kematian aku yang katamu menancapkan darah kotor di sela rusukmu. padahal aku tidak pernah berniat terbang ke luar angkasa apalagi ke luar rasa. tapi kamu yang mendorongku. hari-hari baik yang katamu baik tapi tidak baik, buang saja ia ke selokan di dekat peti matiku. dan, tolong do'akan aku abadi di dalam kecewaku. june, 5th. 2019 wednesday.

set your heart free.

sometimes we loved too hard, we held onto each other too tight, and we even tangled ourselves with the rope around us, without realizing that the tightest can be worst. we know the truth, we see the truth, but still believing the lies. we decided not to make it a big deal and let it go hundred times. it's always like that, and our heart shattered little by little till there's one piece left. the ticking bomb under our chest is showing the number 1, means there's no time to hold it any longer. and once it's going to 0, it will burst. all the pain that you kept to yourself all this time will fly and set your mind free. and we'll start to feel the happiness, the joy, the delight that has been burned by the weight of lies all this time. so, don't ever feel scared to speak up about your feelings. you know? the best won't left. ❤

Selesai

mengapa segala tentangmu adalah kelabu? aku sulit menerka apa pikirmu tersesat di labirin itu membuatku meyakini bahwa kamu adalah gemuruh petir yang terlihat getir di sore hari itu. mengenangmu, bukan lagi tentang bahagia hanya luka yang memupuk hingga air jatuh dari pelupuk. suatu waktu, jikalau kau ingat. pulanglah. walau katamu telah menjelma pahit bak kopi yang selalu kau teguk. aku selalu sedia gula untukmu. rumahmu di sini tidak akan aku jual. apalagi aku gadaikan. meski rumahku di tempatmu sudah kau berikan pada ia yang lebih mampu membuatmu tertawa. jikalau kau ingat. kembalilah. tapi, jangan kau ajak jua sang rasa sebab yang tersisa hanya tinggal duka. --220119,1125--