Seperempat dari Dia
Sekarang pukul setengah dua pagi. Aku kebablasan membaca cerita di wattpad dari pukul sembilan tadi. Biasanya aku gak begini, sungguh. Entah keindahan diksinya, atau isi ceritanya yang membuat aku gak mau berhenti baca. Intinya aku kebablasan. Dipikir - pikir, aku jarang sekali membicarakan dia, si pencuri warasku, di sini. Dan dipikir - pikir, aku rindu berat dengannya malam ini. Jadi, mohon izin, aku ingin menceritakan sedikit demi sedikit tentang mulutnya yang semanis gula itu. walau kisah kami sepahit kopi bubuk di dapurku, sih. Pertemuan kami bisa dibilang cukup klise. Karena aku dan dia adalah teman sekelas di tahun terakhir putih abu. Meski satu sekolah, sebelumnya kami gak pernah bertemu walau hanya sekedar berpapasan. Sebentar. Sepertinya aku pernah bertemu dengannya, tapi hanya satu arah; aku yang sedang mencatat rumus matematika melihatnya datang ke kelas sebelah sebagai anak baru saat tahun kedua di SMA. Ya, hanya pada saat itu saja. Pertama kali aku menginjak...