Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

🔕

Bagian terburuk dari cerita kita tentunya bukan saat kamu memutuskan untuk memilih dia. Ia adalah saat aku sadar bahwa rasamu hanyalah kepura-puraan semata. Kau tahu? Aku pernah mencintai sedalam palung. Aku pernah peduli hingga rasaku mati. Aku pernah percaya meski tahu dibohongi. Aku pernah patah tapi segera ku perbaiki agar lurus kembali. Aku pernah sebodoh itu untuk kamu yang bersandiwara. Saat kamu membaca hingga bagian ini, jangan yakin dulu bahwa luka yang kamu berikan hanya itu saja. Ada lagi yang lebih buruk. Kepura-puraan itu membuatmu secepat kilat menggantikanku. Dan aku disini. Terkatung. Diterjang ombak yang mereka sebut kenangan. Aku belum mampu membuangnya ke lautan. Aku takut nantinya ia akan menguap menjadi awan, dan jatuh sebagai hujan di pelupuk mataku. Aku belum mampu mengikhlaskan.

Nada

aku dua puluh. akalku lampu, akarku lagu. meski aku hilang tenggelam, kau masih dapat temui aku di antara balok hitam-putih di dekat jantungmu. kumpulan kertas bergaris, mereka tanda mengapa aku kau temukan tanpa detak dan gertak. sudahlah cukup lilin itu sebagai penerang kematian aku yang katamu menancapkan darah kotor di sela rusukmu. padahal aku tidak pernah berniat terbang ke luar angkasa apalagi ke luar rasa. tapi kamu yang mendorongku. hari-hari baik yang katamu baik tapi tidak baik, buang saja ia ke selokan di dekat peti matiku. dan, tolong do'akan aku abadi di dalam kecewaku. june, 5th. 2019 wednesday.